Salah Satu Kecamatan Di Jember Ini Dijuluki Sebagai "1001 Warung Kopi"


https://web.facebook.com/photo.php?fbid=2156342664615138&set=a.1488082411441170&type=3&theater
Jauh sebelum munculnya kedai kopi kekinian, ngopi sebenarnya sudah menjadi gaya hidup bagi masyarakat Indonesia. Khususnya bagi warga Ambulu yang merupakan kecamatan di selatan Kabupaten Jember.

Daerah ini memiliki kultur minum kopi yang tinggi. Bahkan di hampir setiap gang terdapat warung kopi. Mayoritas mata pencaharian masyarakat yang bersifat agraris memungkinkan ketersediaan waktu senggang bagi warga. Itu pula yang mendukung kultur minum kopi bisa ‘hidup’ di daerah ini.

Tradisi minum kopi bisa dilakukan pada pagi saat waktu senggang, saat siang hari, bahkan malam hari juga sangat cocok untuk menyeruput secangkir kopi.

Kopi merupukan minuman yang hampir disukai oleh semua golongan, baik tua,muda,laki-laki,perempuan,kaya,miskin semua bisa menikmati kopi.

Namun tidak untuk seseorang yang mempunyai penyakit lambung dan maag. Kopi juga bermacam-macam jenisnya, ada arabika yang di klaim sebagai biji kopi terbaik.

Dan yang paling fenomenal juga ada kopi luwak. Dari proses pembuatannya, racikannya, banyak sekali ragamnya, ada kopi hitam, kopi espresso, latte, dan kopi tubruk.

Kopi biasanya sangat enak jika dinikmati dengan sebatang rokok yang seakan tidak bisa dipisahkan. Namun pendamping kopi bisa beragam, entah itu gorengan, ataupun ketan ditaburi dengan bubuk kedelai.

Sangat mudah untuk menjumpai kopi, hampir di seluruh penjuru dunia ada kopi. Seperti di salah satu kecamatan yang berada di Jember selatan.

Di Ambulu, sangat banyak warung yang menjual kopi, pagi sampai malam hari warung kopi di ambulu tidak pernah sepi dari para pecinta kopi.
Namun, ada cerita menarik dan unik dari kopi yang disajikan diwarung-warung kopi.

Minum kopi di warkop dapat menjadi momen pelepas penat bagi para pekerja dan anak kuliah yang beraktifitas seharian. Warkop dapat menjadi tempat interaksi yang sangat kompleks sekali.

Warkop juga dapat dijadikan tempat untuk ngobrol, biasanya obrolan diwarkop beragam, dimulai dari ekonomi, yang mengeluh soal bahan pokok naik, meskipun mereka salah satu dari mereka bukan ahli ekonomi, meskipun saat ngobrol ramai bak seperti seorang Ekonom.

Ada juga yang mengbrol tentang politik, walapun bukan ahli politik namun obrloannya cukup asyik untuk didengar. Mereka punya cara sendiri agar perekonomian menjadi maju, khususnya untuk kaum bawah.

Hasil gambar untuk ngopi sama teman tanpa hp di warkop
https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b-d&biw=1024&bih=654&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNQZ8Vzatx4zRoKTaQUqrX85dKhQkA%3A1578722371142&sa=1&ei=Q2QZXoKqCJDt9QOO0pGoDQ&q=ngopi+sama+teman+tanpa+hp+di+warkop&oq=ngopi+sama+teman+tanpa+hp+di+warkop&gs_l=img.3…21212.28343..28571…3.0..0.177.1607.7j8……0….1..gws-wiz-img…….35i39.0jjHpaTv_Aw&ved=0ahUKEwjC14WR7_rmAhWQdn0KHQ5pBNUQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=f3BXpGWmyTeFRM:
Mereka punya cara sendiri agar menciptakan pemeritahan yang ideal, mereka juga puya cara tersendiri agar hukum di negeri ini adil. Ya tentuya dari batas dan pengetahuan yang mereka punya, namun itulah cerita yang bisa kita dapatkan di warkop.

Mendengarkan obrolan di warkop memenag dapat menambah wawasan, kita bisa menambah wawasan tentang apa yang belum kita ketahui seperti tentang mengetahu soal ekonomi dari sudut pandang pekerja bangunan,dari seorang pedagang, dari seorang petani, dari seorang remaja-remaja dan mahasiswa. Walapun yang dibahas ekonomi skala mikro

https://komsas-malang.hmi.or.id/wp-content/uploads/2017/11/kopang.jpg
https://komsas-malang.hmi.or.id/read/1363/kader-berbagi/dualisme-warkop-di-tulungagung.html

Dengan adanya interaksi atau obrolan ini yang ringan ini , semua penat yang telah melanda mulai siang hari seakan-akan hilang seketika. Berbeda dengan anak yang biasa nongkrong di coffee shop seringkali peduli banget nih sama feeds Instagram.

Sebelum makan dan minum, cekrek dulu dong! Habis itu upload atau minimal instastory deh. Baru ngopi dan makan. Bisa juga minum doang karena harga menu di coffee shop lebih mahal.

Anak-anak yang nongkrong di kafe juga lebih jaim. Nggak mungkin ngomong atau tertawa keras-keras, malu dong dilihat pengunjung coffee shop yang lain.

Selain itu, anak yang nongkrong di coffee shop juga punya maksud tersendiri, yaitu numpang WiFi buat ngerjain tugas atau sekadar streaming.

Dasar fakir WiFi. Hehe nggak ding. Yang penting sadar waktu saja dan nggak menghabiskan tempat, soalnya tempat di coffee shop cenderung lebih terbatas. Gantian sama pengunjung lain.

Komentar

  1. Menarik , dapat memberi wawasan baru tentang kota sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya terimkasih, jangan lupa share ke teman teman yang lain ya #salamliterasi

      Hapus

Posting Komentar